Kamis, 19 Mei 2016

TEKNOLOGI DALAM PERFILMAN PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI DALAM IDUSTRI PERFILMAN


Teknologi pada era digital dan serba micro ini memiliki kemajuan yang sangat pesat. Bahkan kita bisa membuat apa saja dengan memanfaatkan fasilitas dan fungsi dari teknologi digital. Tentunya semua yang serba digital menjadi lebih mudah untuk digunakan dan dieksplor dalam menjadikan sebuah karya. Begitu pula dengan adanya teknologi digital dalam bidang perfilman. Entah mulai dari era apa, seolah dunia perfilman seperti dunia yang menjanjikan dalam dunia entertainment. Perubahan dalam industri perfilman, jelas nampak pada teknologi yang digunakan. Jika pada awalnya, film berupa gambar hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga sesuai dengan sistem pengelihatan mata kita, berwarna dan dengan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih nyata. Film tidak hanya dapat dinikmati di televisi, bioskop, namun juga dengan kehadiran VCD dan DVD, film dapat dinikmati pula di rumah dengan kualitas gambar yang baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theater. Dengan perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway ini.

Home Theater






Saat ini tidak hanya berkembang film dengan 2 dimensi (2D) tetapi di era yang penuh dengan perkembangan teknologi dan serba digital sekarang sudah banyak film 3 Dimensi(3D) yang sangat luar biasa. Misalnya contoh film yang kaya dengan teknologi seperti Star Wars,yang 3D contohnya Ice Age 3, Final Destination  3,sekarang akan ada Avatardalam 3D. Di dunia perfilman, penggunaan teknologi 3D untuk meningkatkan pengalaman menonton memang bukan barang baru. Meski mengundang banyak pro dan kontra, tidak dapat dipungkiri bila digunakan dengan benar, tampilan 3D dalam sebuah film bisa jadi sebuah pengalaman unik yang rela dibayar mahal oleh penontonnya. Tapi, eksploitasi berlebihan terhadap teknologi 3D juga membuat sebagian penonton kapok. Tak jarang, film-film yang memiliki kualitas di bawah standar dan cerita yang jelek mencoba mengiming-imingi penonton dengan tampilan 3D yang hanya digunakan sebagai gimmick. Selain itu, masalah-masalah lain pun mulai banyak bermunculan sehingga di Amerika Serikat, jumlah penjualan tiket film-film 3D di tahun ini pun menurun. Tapi, apakah sinyal kematian 3D memang sudah menjadi sesuatu yang tidak terelakkan? Dalam artikelnya di Variety, Karen Idelson mencoba untuk menggali kebenaran tentang mitos-mitos seputar film 3D dan kemungkinan bahwa teknologi ini akan segera lenyap dari bioskop.

Film 3D


Perkembangan gambar tiga dimensi tidak terlepas dari perkembangan komputer animasi. Animasi komputer merupakan suatu seni untuk membuat gambar bergerak dengan mempergunakan komputer. Tentu saja hal ini membutuhkan teknologi komputer yang cukup canggih.  Adapun aplikasi komputer grafis yang digunakan yaitu computer generated imagery (CGI). Beberapa software CGI populer antara lain Art of Illusion (bisa di-download di sourceforce.net), Maya, Blender, dan lain-lain.

Software pendukung lainnya adalah :

1. 3D Studio Max 7.0
3D Studio Max merupakan software grafik yang memadukan antara Graphic Vector dengan Raster Image, untuk menghasilkan hasil rancangan Virtual Reality atau mendekati keadaan yang sebenarnya 
2. Adobe Premiere Pro 2.0
Adobe Premiere Pro 2.0 adalah seri terbaru dari Adobe Premiere. Adobe Premiere Pro 2.0 merupakan program yang sangat popular dalam dunia editing film. Dibuat oleh perusahaan software yang terkenal, yaitu Adobe. Adobe Premiere Pro 2.0 dibuat untuk melakukan editing film dan juga untuk membuat animasi video digital
3. Adobe After Effect 7.0
Dibuat untuk membuat effect pada animasi
4. Adobe Photoshop 9.0
Software Editing Image yang sangat popular. Dibuat dengan fitur lengkap sehingga menghasilkan karya Image yang lebih handal.
B. Perkembangan Teknologi dalam Perfilman
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat  sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Pita Seluloid 

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya.

Perkembangan teknologi tentunya berdampak bagi dunia perfilman. 

Bagi industri film :

–          Dapat membuat merekan gambar yang berwarna
–          Dapat membuat merekam gambar sekaligus suaranya
–          Dapat menyimpan film dengan durasi lebih lama
–          Dapat melakukan pemotongan pada hasil rekaman gambar
–          Dapat menambahkan efek suara
–          Dapat menggunakan manipulasi computer
–          Mudah dalam mempromosikan film
–          Mudah dalam memasarkan film
–          Dapat memberikan efek 3D
–          Dapat meningkatkan pendapatan dengan hasil film yang lebih baik Bagi         penonton 
–          Dapat menikmati film yang lebih baik
–          Dapat mengetahui update film terbaru
–          Dapat mengeek film sedang diputar di bioskop
–          Dapat memilih fim yang sangat bervariatif
–          Dapat dengan mudah mendapatkan film yang di inginkan
–          Bisa memutar ulang film yang disimpan dalam suatu media
Dampak yang ada dapat dilihat dari industri perfilman dan penontonnya.
Industri film adalah industri yang tidak ada habisnya. Sebagai media massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih mendalam karena film adalah media audio visual. Media ini banyak digemari banyak orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi.
 Industri Film
  • Dulu film yang dihasilkan berupa gambar hitam putih, tetapi sekarang film yang ada sudah bewarna seperti nyatanya objek tersebut.
  • Sekitar tahun 1822an, film-film yang ada adalah film bisu (tidak ada suaranya) hanya ada adegan-adegan sehingga penonton sulit untuk menangkap pesan yang ingin disampaikan. Dengan kemajuan teknologi, kini suara yang ada bisa terdengar dengan jelas, bersih, dan noisenya hampir tak terdengar.
  • Adegan-adegan yang terdapat dalam film bisu berlangsung sangat cepat, kini film yang ada berdurasi kurang lebih 2 jam dengan narasi yang runtut.
  • Film-film yang ada dapat diberikan musik latar dengan teknologi komputer dan segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan terlihat lebih nyata.
  • Media yang digunakan untuk menikmati film kini sudah banyak. Jika dulu menggunakan teknologi yang sangat besar, berat, dan layarnya sangat kecil, kini film dapat dinikmati di televisi, bioskop, atau lewat VCD dan DVD. Selain itu, film dapat dinikmati pula di rumah dengan kualitas gambar yang baik, tata suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theater.
  • Dengan teknologi komputer, film dapat dibuat dengan biaya produksi yang lebih murah namun dengan kualitas yang baik
  • Munculnya film-film animasi yang mana itu adalah hasil karya dari kecanggihan teknologi komputer
  • Internet sangat membantu dalam mempromosikan film ke khalayak virtual.
  • Alat-alat produksi seperti kamera, komputer dll memiliki ukuran yang semakin kecil dan semakin canggih sehingga memudahkan dalam pembuatan film
  • Lokasi film diambil dapat direkayasa atau diambil di studio dengan settingyang menyerupai aslinya.
  • Film dapat di didistribusikan ke seluruh benua dengan teknologi yang ada.
  • Produser membuat film-film yang lebih imajinatif, kreatif dan modern. Film yang dihasilkan terlihat seperti nyata berkat kemajuan teknologi saat ini. Seperti harry potter, star wars, spiderman, transformer dll
  • Dengan perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat jaringan superhighway
  • Saat ini tidak hanya berkembang film dengan 2 dimensi (2D) tetapi di era yang penuh dengan perkembangan teknologi dan serba digital sekarang sudah banyak film 3 Dimensi(3D) yang sangat luar biasa. Misalnya contoh film yang kaya dengan teknologi seperti Star Wars,yang 3D contohnya Ice Age 3, Final Destination  3,sekarang aka n ada avatar dalam 3D.
  • Dalam film Avatar kacamata polarisasi merupakan sebuah perkemabangan dalam film 3 D yang sebelumnya hanya menggunakan kacamata berlensa merah dan hijau. Berbeda dengan kacamata untuk menonton film 3 D, kacamata polarisasi terlihat bening sama seperti kacamata biasa.
  • Dengan teknologi capture information, film animasi seperti avatar dibuat dengan menggunakan komputer dari image aksi manusia yang sesungguhnya.
  • Munculnya studio membuat produksi semakin mudah tetapi biaya yang diperlukan lebih mahal
  • Dengan kemajuan teknologi, film yang dihasilkan dapat berupa gambar stereoscopic. Gambar stereoscopic merupakan gambar dimana ketika kita melihat pada layar maka seolah-olah kita merasa bahwa gambar tersebut sangat dekat.
  • Dengan aplikasi komputer grafis yaitu computer generated imagery (CGI) dapat dibuat film animasi.
  • Mimik wajah pemainnya dapat dibuat dengan menggunakan teknologi bukan lagi tata rias
  • Kecanggihan teknologi visual membuat sineas menjadi tak kesulitan menciptakan imajinasi melalui efek visual khusus yang memanjakan mata dan membuat penonton berdecak.
  • Kamera digital atau media lain dapat membantu manusia dalam pembuatan film yang diperuntukkan untuk diri sendiri atau merekam kegiatan. Seperti film dokumenter
  • Semua efek-efek di dunia akting , animasi, dan penyotingan adegan film semua di rekam dengan perangkat elektronik yang dihubungkan dengan komputer. Animasinya juga di kembangkan mempergunakan animasi yang dibuat dengan aplikasi komputer. Sebagai contoh film-film Hollywood berjudul TITANIC itu sebenarnya tambahan animasi untuk menggambarkan kapal raksasa yang pecah dan tenggelam, sehingga tampak menjadi seolah-olah mirip dengan kejadian nyata.
  • Penonton dapat dengan mudah mendownload film yang ingin ditonton. Sehingga pembajakan pun juga semakin meningkat.
  • Di Indonesia, film yang dihasikan belum memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
  • Salah satu efek CGI dalam film yaitu digital grading. Dengan efek ini warna asli hasilshooting direvisi menggunakan perangkat lunak untuk memberikan kesan sesuai dengan skenario. Contoh penerapan efek ini yaitu penggunaan pada wajah Sean Bean (pemeran Boromir) dalam ”The Lord of the Rings : The Two Tower” ketika mati dibuat lebih pucat. Jadi, tidak dengan trik kosmetik, tetapi dengan polesan komputer.
  • Aplikasi komputer grafis yang digunakan adalah Computer Generated Imagery (CGI). Beberapa software dari CGI yang popular atau sering digunakan antara lain Maya, Blender, Art of Illusion dll. Computer-generated imagery (juga dikenal sebagai CGI) adalah penerapan bidang komputer grafis, atau lebih khusus, grafis 3D komputer untuk efek khusus dalam film, program televisi, iklan dan simulasi umumnya, dan media cetak. Dengan perangkat lunak ini bisa diciptakan gambar 3D lengkap dengan berbagai efek yang dikehendaki.
Bagi Penonton
  • Penonton dapat melihat film dengan layar yang lebar dan suasana yang lebih nyaman. Contohnya di bioskop film akan main/mulai diputar, lampu dimatikan dan pintu-pintu ditutup sehingga penonton dapat konsentrasi memusatkan segala perasaannya.
  • Ketika menonton film, tidak lagi film yang hanya bergerak dan tidak bewarna.
  • Jadwal bioskop dapat dilihat dari internet.
  • Untuk menikmati gambar 3D, hanya diperlukan kacamata yang mendukung teknologi tersebut.
  • Dengan televisi digital, penonton dapat memilih film yang ingin ditonton hanya dengan satu saluran saja.
  • Film yang dihasilkan lebih bervariasi. Sehingga penonton dapat memilih film apa yang ingin ditonton
  • Penonton tidak perlu menonton di lapangan seperti zaman dulu yang menggunakan layar tancap, tetapi hanya perlu ke bioskop atau bahkan membeli teknologi home theater untuk menonton di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar